Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting. Di sekujur lereng gunung yang pernah dinamai Gunung Pawitra ini ditemui berbagai peninggalan purbakala, baik candi, pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur. Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung. Beberapa struktur yang ditemukan adalah Gapura Jedong (926 Masehi), Petirtaan Jalatunda (abad ke-10), Petirtaan Belahan, Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa, dan Candi Selokelir. Selain bangunan Hindu, ditemukan pula punden berundak dan tempat pertapaan. Candi-candi di Gunung Penanggungan memiliki gaya yang unik, yaitu bangunannya menempel pada dinding gunung/lereng, tidak berdiri sendiri.
Selain sebagai kawasan sejarah dan ziarah, gunung berapi ini juga merupakan sasaran pendakian. Ada empat jalur pendakian yang umum digunakan, yaitu jalur (1) Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol; (2) Petirtaan Jalatunda, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas; (3) kawasan vila Trawas; dan Kecamatan Ngoro. Jalur pertama dari arah utara, Kabupaten Pasuruan, dan tiga jalur lainnya dari arah barat, wilayah Kabupaten Mojokerto.
Sebuah pengalaman yang sangat luar biasa setelah 5 tahun berselang tidak naik ke gunnung penanggungan tersebut, banyak perubahan yang terjadi, semula masih sepi tetapi lambat laun para peminat ppetualang semakin banyak dan jika dilihat kemarin hampir seperti pasar malam. Maka dari itu kami ingin menyuarakan kepeduliaan dari puncak penanggungan agar kita semua bisa tetap menjaga tempat tersebut agar tetap menjadi tempat yang nyaman bukan hanya untuk kita pribadi tetapi untuk orang lain juga. #sayawisatawanpeduli
Kondisi puncak bayangan saat ramai oleh para pendaki..
" Yuk tetap jaga bersama keindahan dan kebersihan tempat ini. "
0 komentar: